Palu, Disway.id – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid menegaskan, latihan yang diberikan kepada Korps Kadet Republik Indonesia (KKRI) bertujuan menanamkan semangat militansi, jiwa pantang menyerah, serta ketahanan mental dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
“Manusia yang hebat bukan yang besar badannya, tapi yang kuat di dalam dirinya. Banyak orang gagal karena tidak tahan banting. Maka dari itu, anak-anakku sekalian, jadilah generasi yang punya daya tahan, bukan generasi yang mudah menyerah,” katanya dikutip dari Antara.
Dalam arahannya, Anwar menekankan pentingnya pembentukan karakter dan integritas di kalangan pelajar sebagai pondasi lahirnya generasi muda yang berani, berakhlak, dan tangguh. Ia menilai, lemahnya karakter sering kali membuat anak muda mudah terjerumus dalam perilaku negatif seperti penyalahgunaan narkoba dan tindakan destruktif lainnya.
“Sekarang banyak anak muda kehilangan arah karena tak punya daya tahan. Sedikit masalah, langsung putus asa. Padahal hidup tidak boleh selesai hanya karena keadaan. Yang bisa menghentikan hidup kita hanya Tuhan, bukan keadaan,” tegasnya.
Ia juga berpesan kepada para peserta agar menjadi teladan di lingkungan sekolah dan masyarakat, serta membawa semangat disiplin, hormat, dan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.
Penegasan itu disampaikan Gubernur Anwar Hafid saat bertindak sebagai inspektur upacara pembukaan Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) Korps Kadet Republik Indonesia (KKRI) Triwulan IV Tahun 2025, yang digelar di Markas Yonif 711 Raksatama Palu.
“Angkatan pertama ini istimewa. Kalian harus bangga, tapi juga harus membuktikan bahwa kalian adalah generasi berkarakter. Tegakkan kepala, jaga semangat, dan bawa jiwa kadet itu ke mana pun kalian pergi,” pesannya.
Menurut Gubernur, kegiatan Persami tidak hanya menjadi ajang latihan fisik di lapangan, tetapi juga proses pembentukan karakter, kedisiplinan, dan kepemimpinan bagi para pelajar.
Melalui berbagai kegiatan seperti survival, pionir, SAR, baris-berbaris (PBB), hingga pembelajaran mengenai nilai-nilai Pancasila dan bahaya narkotika, para peserta diharapkan mampu menjadi generasi yang berpikir maju tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.