Pemkab Tolitoli Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir Selama 7 Hari

Pemkab Tolitoli Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir Selama 7 Hari

Pemkab Tolitoli, Sulawesi Tengah, resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir setelah lima wilayah di daerah itu terdampak luapan air akibat hujan deras yang melanda wilayah itu.-Foto: BPBD Tolitoli/Antara-

Tolitoli, Disway.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolitoli, Sulawesi Tengah, resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir setelah lima wilayah di daerah itu terdampak luapan air akibat hujan deras yang melanda sejak Minggu, 26 Oktober 2025.

“Status tanggap darurat ditetapkan selama tujuh hari, mulai 27 Oktober hingga 7 November 2025,” kata Bupati Tolitoli Amran Hi Yahya melalui keterangan tertulis yang dikutip dari Antara, Selasa, 28 Oktober 2025..

Ia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut diambil untuk mempercepat penanganan dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi di wilayah Tolitoli. Keputusan ini juga sejalan dengan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan berintensitas tinggi, petir, dan angin kencang di sebagian besar wilayah kabupaten.

“Penetapan tanggap darurat merujuk pada hasil kaji cepat bencana alam yang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tolitoli, dan laporan bencana dari wilayah terdampak,” ujarnya.

Hasil laporan TRC BPBD menunjukkan sebanyak 1.345 rumah terdampak banjir, sementara 139 Kepala Keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke lokasi aman. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Lembe dan Sungai Tambun setelah diguyur hujan deras selama beberapa jam.

Selama masa tanggap darurat, Pemkab Tolitoli memfokuskan penanganan pada pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak, termasuk penyaluran logistik pangan dan makanan siap saji.

“Kebutuhan logistik sangat penting, karena dalam kondisi darurat tidak memungkinkan melalukan aktivitas normal, sehingga perlu dukungan logistik untuk warga,” ucap Amran.

Berdasarkan data pemerintah daerah, lima wilayah terdampak antara lain Kelurahan Tuweley (328 rumah, 110 KK mengungsi), Kelurahan Baru (307 rumah, 5 KK mengungsi), Kelurahan Tambun (249 rumah, 24 KK mengungsi), Kelurahan Nalu (215 rumah terdampak), serta Kelurahan Panasakan (246 rumah terdampak).

“Kami terus berupaya memberikan pelayanan. Hal-hal teknis lapangan yang dilaksanakan masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) kami awasi. Saya berharap kolaborasi lintas OPD terbangun supaya langkah penanganan dan pemulihan lebih optimal,” tutup Bupati Amran.

Sumber: