Gubernur Anwar: Kolaborasi Kunci Penanganan Cepat Bencana Banjir Bandang di Desa Wombo

Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid.-Foto: Tangkapan layar-
Palu, Disway.id - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid menginstruksikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng, Akris Fattah, segera mengambil langkah cepat dalam penanganan banjir bandang di Donggala. Anwar menekankan pentingnya sinergitas, kolaborasi, dan komitmen antar instansi pemerintah serta unsur masyarakat dalam setiap penanganan bencana.
“Bencana adalah urusan bersama. Untuk itu, diperlukan keterlibatan aktif dari seluruh unsur, baik pemerintah, lembaga vertikal, maupun masyarakat, agar penanganan dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan tuntas,” kata Anwar Hafid dikutip dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).
Kepala BPBD Sulteng, Akris Fattah menyampaikan wujud konkret dari arahan Gubernur Anwar dalam memperkuat koordinasi lintas sektor demi respons bencana yang lebih baik.
“Arahan Bapak Gubernur sangat jelas: harus ada kerja kolektif dan respons terpadu. Ini yang sedang dan terus kami lakukan,” kata Akris Fattah.
Menindaklanjuti arahan Gubernur Anwar, kata Akris, BPBD Provinsi Sulteng segera membangun komunikasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk BPBD Kabupaten Donggala, Dinas Sosial Sulteng dan Donggala, Dinas BMPR dan Cikasda SDA Sulteng, BWSS III, BPJN, BPPW, Dinas Kesehatan Sulteng dan Donggala, serta perangkat kecamatan dan desa setempat.
Status Tanggap Darurat resmi ditetapkan oleh Bupati Donggala per tanggal 28 Mei 2025 untuk jangka waktu 14 hari kalender. Beberapa aksi tanggap darurat yang telah dilaksanakan antara lain:
Pertama, Pendiran Pos Komando Tanggap Darurat oleh BPBD Sulteng dan BPBD Donggala pada 27 Mei 2025, termasuk penyediaan light tower dan bronjong.
Kedua, penyaluran bantuan logistik dari Pemprov Sulteng, Pemkab Donggala, dan Kemensos RI oleh Dinas Sosial pada 28 Mei 2025.
Ketiga, operasi evakuasi dan pencarian dua korban hilang oleh tim gabungan yang melibatkan BPBD, Basarnas, Tagana, TNI, Polri dan masyarakat. Kedua korban, atas nama Raho (55) dan Ramsia (60), ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada 28 Mei 2025.
Keempat, dukungan alat berat dari Pemkab Donggala berupa 3 unit excavator, 1 loader, 6 truk, 2 tangki air, serta penyediaan tenda dan posko pengungsi.
Kelima, bantuan dari instansi vertikal : 1 unit excavator dan 200 m³ bronjong dari BWSS III, rangka baja Bailey 30 meter dari BPJN, dan 4 unit hidran umum dari BPPW.
Keenam, hingga Jumat, 30 Mei 2025, kegiatan pembersihan dan normalisasi masih berlangsung, termasuk pemasangan jembatan Bailey dan layanan air bersih oleh berbagai pihak.
Ketuju, layanan dapur umum terus berjalan di bawah koordinasi Dinas Sosial Donggala dan relawan.
Kedelapan, pelayanan kesehatan terpadu disediakan oleh Dinas Kesehatan Sulteng dan Donggala, Universitas Alkhairaat (UNISA), Baznas, Puskesmas, dan relawan.
Sumber: