Sekolah Rakyat Tadulako Nambaso Gelar MPLS, Diikuti 200 Peserta Didik Baru

Sekolah Rakyat Tadulako Nambaso Gelar MPLS, Diikuti 200 Peserta Didik Baru

Sebanyak 200 peserta didik baru Sekolah Rakyat mengikuti MPLS dan cek kesehatan gratis.-Foto: sultengprov.go.id-

Palu, Disway.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) resmi memulai pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk Sekolah Rakyat Tadulako Nambaso, serentak dengan daerah lain di Indonesia. Sebelum MPLS dimulai, peserta didik terlebih dahulu menjalani sejumlah tahapan awal seperti tes kesehatan, tes kebugaran, serta sosialisasi Sekolah Rakyat kepada orang tua.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Asisten I Gubernur Sulteng Bidang Pemerintahan dan Kesra, Fahrudin Yambas, bersama Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Sulteng, Sitti Hasbia N Zaenong. Keduanya juga turut mengikuti pembukaan MPLS nasional secara daring bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, dan Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf.

“Alhamdulillah, Sekolah Rakyat di Sulteng sudah mulai berjalan, meskipun peluncuran resminya baru akan digelar akhir Juli 2025 oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Saat ini, kami masih berada dalam tahap persiapan peserta didik melalui sejumlah tes dan sosialisasi,” kata Fahrudin Yambas, Senin, 14 Juli 2025.

Menurutnya, saat ini baru ada dua lokasi Sekolah Rakyat di Sulawesi Tengah, yakni di Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Di Kota Palu, Sekolah Rakyat yang dikelola Pemerintah Provinsi Sulteng menampung 200 siswa tingkat SMP dan SMA yang dibagi ke dalam delapan rombongan belajar (rombel). Sementara di Kabupaten Sigi, program ini dijalankan oleh Kementerian Sosial untuk 50 siswa SMP yang dibagi dalam dua rombel.

“Gedung yang digunakan saat ini masih bersifat sementara, yakni di kantor BPSDM Sulteng. Gedung permanennya akan mulai dibangun tahun depan di kawasan Tanah Runtuh, Tondo,” tambah Fahrudin.

Kepala Dinas Sosial Sulteng, Sitti Hasbia menjelaskan, sebagai sekolah rintisan, berbagai kendala di tahap awal tidak bisa dihindari, termasuk dalam hal penerimaan siswa.

“Kami masih harus memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai apa itu Sekolah Rakyat. Banyak yang masih ragu, sehingga proses pendaftaran juga mengalami dinamika. Ada yang sudah mendaftar, tapi kemudian mundur. Ini bagian dari tantangan awal,” katanya.

Meski begitu, dia menegaskan, seluruh tahapan pembukaan Sekolah Rakyat tetap mengikuti jadwal dan mekanisme yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Selain Palu dan Sigi, dua kabupaten lain yakni Banggai dan Toli-Toli juga sedang dalam proses persiapan untuk membuka Sekolah Rakyat.

“Harapannya, masyarakat Sulawesi Tengah dapat menyambut baik inisiatif ini, karena ke depan akan semakin banyak anak-anak yang terbantu melalui pendekatan pendidikan yang lebih inklusif dan berpihak pada mereka yang kurang beruntung,” pungkasnya.

Sumber: