Sulteng Perkuat TPID dan Bulog untuk Kendalikan Harga Beras dan Jamin Ketersediaan Stok

Pemprov Sulteng semakin mengintensifkan peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga kestabilan harga dan menjamin ketersediaan beras di pasar lokal.-Foto: Humas Pemprov Sulteng-
Palu, Disway.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) semakin mengintensifkan peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga kestabilan harga dan menjamin ketersediaan beras di pasar lokal. Pernyataan ini disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng, Rudi Dewanto.
"Bapak Gubernur Sulteng telah menginstruksikan TPID untuk mengambil langkah strategis guna menstabilkan harga dan menjamin pasokan beras di pasaran," kata Rudi dalam pernyataannya di Palu, Sulteng, Sabtu (19/7/2025).
Menindaklanjuti arahan tersebut, kata dia, TPID Sulteng bersama sejumlah instansi terkait melakukan inspeksi langsung ke sejumlah pasar tradisional, khususnya di Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong, yang dilaporkan mengalami kenaikan harga beras.
Tim kemudian melakukan pengecekan di beberapa titik strategis, seperti Pasar Tradisional Masomba dan Pasar Inpres Manonda di Kota Palu. Sementara di Parigi Moutong, pemeriksaan dilakukan di Pasar Sentral Tagonu Parigi dan Pasar Tolai.
Dari hasil pemantauan, harga beras jenis medium masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu Rp12.500 per kilogram. Sementara itu, jenis beras lainnya dijual seharga Rp16.000 per kilogram.
Rudi mengungkapkan bahwa salah satu penyebab naiknya harga beras di Kabupaten Parigi Moutong adalah tingginya volume pengiriman beras dari daerah tersebut ke provinsi lain, seperti Gorontalo dan Manado.
"Faktor letak geografis yang strategis serta kerja sama dagang antarpelaku usaha menyebabkan petani lebih memilih menjual beras ke luar provinsi karena tawaran harga yang lebih tinggi," katanya.
Melihat kondisi ini, ia menekankan perlunya campur tangan dari pemerintah daerah dan Perum Bulog, salah satunya dengan mengusulkan agar petani menyisihkan sedikitnya 20 persen hasil panen mereka untuk dikelola oleh Bulog Sulteng.
Langkah ini juga sejalan dengan nota kesepahaman yang telah disepakati pada awal tahun 2025 antara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perum Bulog=, pelaku penggilingan padi, dan Kodam XIII/Merdeka.
Di sisi lain, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulawesi Tengah, Elis Nurhayati, memastikan bahwa ketersediaan cadangan beras pemerintah masih dalam kondisi aman. Saat ini terdapat stok sebanyak 10.653 ton yang tersebar di tiga gudang di Kabupaten Parigi Moutong.
Selain itu, Perum Bulog juga mendapatkan penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyalurkan beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 13.056 ton selama periode Juli hingga Desember 2025.
"Beras SPHP dijual seharga Rp11 ribu per kilo dari gudang dan disalurkan dalam kemasan lima kilogram melalui saluran resmi, seperti koperasi desa, pasar rakyat, outlet pangan pemerintah, serta Gerakan Pangan Murah (GPM)," jelas Elis.
Ia juga menyebutkan bahwa distribusi bantuan pangan berupa beras untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025 telah mulai dilaksanakan, dengan total volume mencapai 4.483 ton yang disalurkan kepada 224.148 penerima manfaat di wilayah Sulawesi Tengah.
Sumber: