NPI: Klarifikasi Brimob Penting untuk Jaga Soliditas TNI-Polri

NPI: Klarifikasi Brimob Penting untuk Jaga Soliditas TNI-Polri

Direktur Eksekutif Nusantara Parameter Indeks (NPI), Murmahudi.-Foto: Istimewa-

Jakarta, Disway.id - Direktur Eksekutif Nusantara Parameter Indeks (NPI), Murmahudi, meminta Pimpinan Korps Brimob Polda Metro Jaya untuk segera menyampaikan klarifikasi terbuka mengenai insiden salah tangkap terhadap seorang anggota Intelijen TNI saat aksi unjuk rasa pada 28 Agustus 2025 di Jakarta. Kejadian ini ramai diperbincangkan publik setelah foto penangkapan beredar luas di media sosial.

"Klarifikasi terbuka dari Brimob Polda Metro sangat penting demi menghindari salah tafsir di masyarakat sekaligus mencegah munculnya narasi yang berpotensi mengadu domba antar institusi negara," kata Murmahudi dalam pernyataannya.

Menurutnya, hal yang lebih mengkhawatirkan bukan semata peristiwa salah tangkap, tetapi juga penyebaran foto yang memperlihatkan aparat negara secara tidak pantas hingga menimbulkan kesan negatif.

“Yang harus diusut bukan hanya kesalahpahaman dalam penindakan, tapi juga siapa oknum yang dengan sengaja menyebarkan foto hingga viral. Itu bisa dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum, karena mendistribusikan atau mentransmisikan informasi elektronik yang merugikan institusi negara tanpa izin, sebagaimana diatur dalam UU ITE Pasal 27 dan 28,” tegas Murmahudi.

Ia juga menekankan pentingnya asas praduga tak bersalah dalam setiap tindakan aparat, mengingat TNI dan Polri sama-sama berperan vital sebagai penjaga keamanan dan kedaulatan bangsa.

“Jika kasus seperti ini dibiarkan tanpa klarifikasi, masyarakat akan mudah digiring oleh framing negatif, seolah terjadi konflik terbuka antara TNI dan Polri. Padahal faktanya ini hanya kesalahpahaman teknis,” ujarnya.

Murmahudi mencontohkan langkah terbuka yang pernah dilakukan pimpinan Brimob Sumatera Selatan ketika menghadapi kejadian serupa, di mana klarifikasi cepat di depan publik mampu mencegah timbulnya kegaduhan.

“Pimpinan Brimob di Sumsel saat itu langsung memberikan klarifikasi resmi di depan publik, sehingga suasana tetap kondusif dan tidak menimbulkan kegaduhan berkepanjangan,” ucapnya.

Lebih jauh, Murmahudi juga menyoroti sikap media arus utama yang dinilai kurang proporsional dalam memberitakan kasus ini.

“Ada media seperti Tempo yang justru menggiring opini dengan meminta klarifikasi dari kedua belah pihak seolah-olah ini konflik terbuka. Padahal yang dibutuhkan adalah penegasan bahwa TNI dan Polri tetap solid, bukan framing yang bisa memperuncing situasi,” katanya menambahkan.

Ia menilai, penjelasan resmi dari Brimob Polda Metro Jaya akan semakin memperkuat soliditas TNI-Polri sekaligus memastikan publik bahwa kedua institusi tersebut tetap bersatu dan tidak mudah diprovokasi.

“Yang diuntungkan dari viralnya peristiwa ini hanyalah kelompok yang ingin melihat TNI dan Polri terbelah. Karena itu pimpinan Brimob harus menunjukkan jiwa besar, memberikan penjelasan resmi, dan mengusut tuntas siapa yang memviralkan foto tersebut,” tandasnya.

Murmahudi menutup dengan mengingatkan dampak serius bila kasus ini tidak ditindaklanjuti secara terbuka.

“Selain merusak citra aparat keamanan, juga berpotensi menimbulkan distrust publik terhadap institusi negara. Padahal kepercayaan publik adalah modal utama dalam menjaga stabilitas sosial dan politik,” pungkasnya.

Sumber: