Brida Sulteng dan Untad Paparkan Hasil Riset Evaluasi Kinerja ASN Melalui Program 'Kampung Berani Riset'
Bekerja sama dengan Universitas Tadulako (Untad), Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar Seminar Hasil Riset Evaluasi Kinerja Aparatur Pemerintah Provinsi Sulteng.-Foto: sultengprov.go.id-
Palu, Disway.id - Bekerja sama dengan Universitas Tadulako (Untad), Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar Seminar Hasil Riset Evaluasi Kinerja Aparatur Pemerintah Provinsi Sulteng. Riset ini dikembangkan melalui inovasi “Kampung Berani Riset” sebagai bagian dari upaya mendukung program Berani Berintegritas Tahun 2025.
Penelitian tersebut dirancang untuk menilai capaian kinerja ASN pada masing-masing unit kerja, meninjau sejauh mana nilai BerAKHLAK terinternalisasi dalam perilaku kerja, sekaligus menyusun rekomendasi peningkatan kinerja berbasis nilai inti tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Brida Sulteng, Hasim R, dalam sambutannya menegaskan bahwa riset ini merupakan langkah konkret pemerintah daerah melalui Brida, Untad, dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk memperkuat pengukuran kinerja ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi.
“Perlu diketahui bahwa data yang digunakan oleh peneliti dalam riset ini merupakan hasil pengisian kuesioner yang telah dibagikan oleh BKD beberapa waktu lalu,” ujar Hasim.
Ia menambahkan, selain dipresentasikan dalam seminar, hasil riset juga akan dituangkan dalam berbagai media komunikasi, termasuk laporan lengkap, artikel, dan jurnal ilmiah. “Dari laporan hasil ini nantinya akan kami serahkan kepada Pimpinan Sekretaris Daerah Provinsi dalam bentuk policy brief,” lanjutnya.
Memulai pemaparannya, peneliti Andi Chairil Furqan menjelaskan bahwa evaluasi kinerja ini menggunakan Core Values BerAKHLAK sebagai indikator utama. Secara umum, indeks menunjukkan budaya kerja ASN Pemprov Sulteng berada pada kategori Tinggi hingga Sangat Tinggi. Dimensi loyalitas tercatat paling kuat, sementara akuntabilitas menempati posisi relatif terendah.
Pengukuran terhadap tujuh variabel juga mengungkap adanya perbedaan budaya kerja antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang kemudian memetakan OPD ke dalam tiga zona kebijakan. OPD di zona I menunjukkan budaya kerja sangat matang dan ideal sebagai benchmark internal. OPD zona II memiliki performa baik namun belum stabil sepenuhnya sehingga memerlukan penguatan kompetensi dan manajemen kinerja. Sementara zona III berada pada kondisi berisiko akibat beban kerja tinggi, sifat tugas yang mendesak, serta keterbatasan SDM.
Temuan tersebut menghasilkan tiga implikasi manajerial, yakni perlunya pembinaan nilai BerAKHLAK khususnya di level Sekretaris dan Kepala Bagian, pentingnya pimpinan menjadi role model dalam internalisasi nilai, serta fokus pelatihan pada jabatan menengah ke bawah.
Materi berikutnya disampaikan peneliti Muhammad Ichsan, yang menyebutkan bahwa nilai BerAKHLAK ASN Provinsi Sulawesi Tengah umumnya berada pada kategori Tinggi, namun belum merata antar-OPD maupun lintas jenjang jabatan. Beberapa OPD unggulan telah menunjukkan budaya kerja yang kuat, tetapi unit lainnya masih memerlukan penguatan.
Hasil uji t-test yang dilakukan juga menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara pimpinan dan sekretaris/kabid, di mana sejumlah pimpinan memperoleh skor BerAKHLAK yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, budaya kerja ASN sudah baik namun membutuhkan pembinaan agar konsisten di semua unit.
Rekomendasi peneliti mencakup penguatan internalisasi nilai BerAKHLAK, penegasan peran pimpinan sebagai teladan, peningkatan aspek adaptif melalui kebijakan inovatif dan digitalisasi, serta integrasi nilai BerAKHLAK ke dalam sistem penilaian kinerja. Selain itu, diperlukan pengembangan budaya kolaboratif dan pelaksanaan monitoring–evaluasi secara berkelanjutan.
Kegiatan ini turut dihadiri perwakilan sekretaris dan kepala subbagian kepegawaian dari berbagai perangkat daerah di lingkungan Pemprov Sulteng.
Sumber: