2025, Pemprov Sulteng Targetkan Produksi Padi 962 Ribu Ton

Tanaman padi. Ilustrasi-Foto: Antara-
Palu, Disway.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) menargetkan produksi komoditas padi milik petani di wilayah hukumnya dapat mencapai 962 ribu ton pada 2025. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah Nelson Metubun.
"Sulawesi Tengah setiap tahun mengalami kelebihan produksi, oleh sebab itu daerah ini terus digenjot meningkatkan produksi pertanian pada sub sektor tanaman pangan (padi)," kata Nelson di Palu, Sulteng, Rabu (30/4/2025).
Nelsondi menjelaskan, tahun ini Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan luas tanam padi Sulawesi Tengah 251.828 hektare pada 13 kabupaten dan kota di provinsi itu. Target tersebut karena di Pulau Sulawesi, Sulteng menjadi salah satu daerah sentra pertanian terbesar kedua setelah Sulawesi Selatan, khususnya pada komoditas padi.
"Kami menggenjot petani lebih produktif, dan ini sejalan dengan percepatan program swasembada pangan, di mana saat ini Perum Bulog gencar menyerap beras petani lokal di daerah ini untuk memenuhi target 3 juta ton beras secara nasional," terangnya.
Dia mengatakan, berdasarkan data Pemprov Sulteng menunjukkan lima tahun terakhir Sulawesi Tengah selalu mengalami surplus beras yang signifikan, pada 2020 angka surplus 91 ribu ton, dan 2021 surplus 129 ribu ton. Kemudian pada 2022 surplus 55 ribu ton, tahun 2023 surplus 95 ribu ton dan 2024 surplus 137.500 ton.
"Peningkatan surplus 2024 sangat baik, dan kami berharap tahun ini angka surplus jauh lebih meningkat dari sebelumnya," ucap Nelson.
Adanya target tersebut maka pihaknya melakukan kolaborasi lintas sektor dalam menunjang peningkatan produksi dan produktif petani.
Kolaborasi itu di antaranya penyediaan irigasi yang memadai, distribusi pupuk tepat sasaran, penyiapan alat dan mesin pertanian.
Hal itu sejalan dengan telah terbitnya Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tanggal 12 Januari 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras, Bulog akan melaksanakan penyerapan gabah dan beras produksi dalam negeri sepanjang 2025.
Adanya kebijakan pemerintah pusat itu, maka harga pembelian pemerintah, dan rafaksi harga gabah dan beras bahwa harga minimal gabah kering panen pada tingkat petani dengan kualitas maksimal kadar air 25, kadar hampa 10 dibeli dengan harga rata-rata Rp6.500.
Sumber: