Pemkab Morowali Utara Gandeng Perusahaan Tambang Perkuat Mitigasi Bencana

Pemkab Morowali Utara Gandeng Perusahaan Tambang Perkuat Mitigasi Bencana

Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi.-Foto: Kominfo Morowali Utara-

Kolonodale, Disway.id - Pemerintah Kabupaten Morowali Utara (Pemkab Morut), Sulawesi Tengah, menggandeng perusahaan tambang nikel yang beroperasi di wilayah tersebut untuk memperkuat upaya mitigasi bencana, khususnya menghadapi ancaman banjir dan tanah longsor.

"Akhir-akhir ini curah hujan cukup tinggi, maka perlu langkah-langkah antisipasi menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor," kata Bupati Morut Delis J Hehi dikutip dari Antara, Selasa, 16 Desember 2025.

Ia menilai keterlibatan perusahaan tambang sangat krusial dalam penguatan mitigasi bencana, mengingat dukungan sumber daya yang dimiliki, termasuk ketersediaan alat berat yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat penanganan di lapangan.

Menurut Delis, bencana alam besar yang terjadi di wilayah Sumatera harus menjadi pelajaran bersama. Oleh karena itu, perusahaan tambang diminta menjalankan langkah-langkah strategis dalam pengendalian lingkungan, baik di dalam maupun di sekitar area operasional mereka.

Ia menegaskan bahwa meskipun bencana merupakan kehendak Tuhan, manusia tetap memiliki kewajiban untuk menekan risiko dan dampaknya melalui upaya pencegahan.

"Kita tidak bisa melawan kehendak Tuhan, tetapi ada tanggung jawab manusia untuk melakukan upaya pencegahan, supaya dampaknya tidak semakin besar, salah satunya yang dapat dilakukan sejak dini yakni perbaikan lingkungan," ujarnya.

Delis juga menjelaskan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Morut telah menyusun kajian risiko bencana, khususnya terkait potensi banjir dan longsor yang hampir mencakup seluruh wilayah kabupaten.

Hasil kajian tersebut nantinya akan disampaikan kepada seluruh perusahaan tambang sebagai acuan dalam pelaksanaan mitigasi bencana di lapangan.

Ia turut menyoroti peran penting Kepala Teknik Tambang yang dinilai paling memahami kondisi teknis di area kerja masing-masing, mulai dari pengelolaan sediment pond, timbunan material, hingga potensi aliran lumpur saat intensitas hujan meningkat.

"Kepala Teknik Tambang adalah pihak yang paling mengetahui kondisi lapangan. Karena itu kami berharap setiap perusahaan mampu memetakan potensi bencana di wilayah kerjanya masing-masing," ucap Delis.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa upaya pencegahan bencana jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan menanggung kerugian besar setelah bencana terjadi. Karena itu, pemerintah daerah mendorong perusahaan untuk tidak ragu melakukan pembenahan sistem drainase, sediment pond, serta pengendalian lumpur.

"Lebih baik kita mengeluarkan biaya puluhan juta untuk pencegahan, daripada harus menanggung kerugian hingga miliaran rupiah akibat bencana," katanya.

 

Sumber: