Pemprov Sulteng Dorong Pelatihan Vokasi dan Bahasa Mandarin untuk Tenaga Kerja Industri

Pemprov Sulteng Dorong Pelatihan Vokasi dan Bahasa Mandarin untuk Tenaga Kerja Industri

Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid.-Foto: sultengprov.go.id-

Palu, Disway.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) tengah mendorong program pelatihan vokasi dan kebahasaan yang dirancang sesuai kebutuhan perusahaan, khususnya di sektor industri.

“Kami tidak ingin melatih orang tanpa arah. Pelatihan harus berbasis kebutuhan perusahaan, sehingga setelah selesai mereka langsung terserap kerja, tidak ada yang menganggur,” kata Gubernur Sulteng, Anwar Hafid, di Palu, Kamis, 4 September 2025.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam pertemuan membahas rencana kerja sama penguatan sumber daya manusia melalui pelatihan bahasa Mandarin. Langkah ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja di kawasan industri pertambangan.

Anwar menekankan pentingnya sinkronisasi antara pelatihan dan kebutuhan riil dunia usaha. Karena itu, sebelum program berjalan, pemerintah akan mengajak perusahaan-perusahaan di kawasan industri untuk menandatangani nota kesepahaman. Dengan begitu, jumlah tenaga kerja serta kompetensi yang dibutuhkan dapat ditentukan sejak awal.

“Peserta akan kita prioritaskan dari lulusan SMK, politeknik, dan masyarakat umum di Sulawesi Tengah. Prinsipnya, ini semua untuk membuka akses kerja seluas-luasnya bagi putra-putri daerah,” tegasnya.

Adapun pelatihan yang disiapkan meliputi kemampuan bahasa Mandarin dari tingkat dasar hingga istilah teknis di industri, yang dipadukan dengan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah perusahaan manufaktur berskala besar dan menengah di Sulawesi Tengah pada 2024 mencapai 122 unit. Sementara pada 2023 terdapat 7.072 perusahaan berskala mikro dan kecil. Jika digabungkan, estimasi total perusahaan manufaktur di provinsi ini sekitar 7.194 unit.

Di sisi lain, jumlah tenaga kerja asing (TKA) di Sulawesi Tengah pada 2024 diperkirakan mencapai 21.330 orang, mayoritas berasal dari China dan bekerja di sektor pertambangan serta industri pengolahan.

Sumber: