Palu, Disway.id - Satuan Brimob Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) mengambil langkah sigap dengan mendirikan dapur lapangan guna membantu masyarakat terdampak gempa bumi di Kabupaten Poso. Sebelumnya, gempa bumi mengguncang Poso, Sulteng, Kamism, 24 Juli 2025, pukul 20.06 WIB.
"Kami mengerahkan personel Brimob untuk memberikan bantuan kemanusiaan, baik dalam bentuk dapur lapangan maupun SAR," kata Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Kurniawan Tandi Rongre di Palu, Senin (28/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan bukti nyata komitmen Polri untuk selalu hadir bersama masyarakat, terutama dalam kondisi darurat.
Melalui Operasi Aman Nusa II, Satuan Brimob Polda Sulteng menunjukkan kepedulian dan respons cepat dalam membantu korban gempa yang melanda wilayah Kabupaten Poso. Personel dari Batalyon B Pelopor turut terlibat aktif dengan mendirikan dapur lapangan dan menyalurkan makanan siap saji kepada para pengungsi di Lapangan Desa Tolambo, Kecamatan Pamona Tenggara.
Ia menegaskan bahwa dapur lapangan ini menjadi bentuk konkret dukungan Polri dalam memastikan kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak bencana tetap terpenuhi.
"Ini adalah wujud nyata dari semangat Bhakti Brimob untuk Nusa dan Bangsa, membantu masyarakat tanpa syarat dalam situasi sulit seperti saat ini," ujarnya.
Kurniawan menambahkan bahwa operasi kemanusiaan tersebut akan terus dilakukan hingga kondisi benar-benar pulih dan kebutuhan dasar masyarakat sepenuhnya tercukupi.
Selain mendirikan dapur umum, Brimob Polda Sulteng juga aktif berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan instansi pemerintahan daerah lainnya dalam menangani dampak gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya melaporkan bahwa gempa bumi terjadi pada Kamis, 24 Juli 2025, pukul 20.06 WIB. Gempa tersebut berpusat di daratan wilayah Poso pada kedalaman 10 kilometer, tepatnya di koordinat 2,01 derajat Lintang Selatan (LS) dan 120,78 derajat Bujur Timur.
Menurut hasil analisis BMKG, gempa tergolong dangkal dan dipicu oleh aktivitas sesar aktif di zona Sesar Poso, dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Berdasarkan data dari BPBD Sulawesi Tengah, sebanyak 106 rumah mengalami kerusakan dan sekitar 2.011 warga terpaksa mengungsi. Adapun empat desa yang terdampak paling parah adalah Desa Tokilo, Tindoli, Tolambo, dan Pendolo.