Donggala Genjot Penurunan Stunting: Pemkab Targetkan 26,6 Persen pada 2025
Wakil Bupati Donggala, Taufik M Burhan.-Foto: Antara-
Palu, Disway.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala, Sulawesi Tengah, mengajak seluruh unsur lintas sektor untuk berkolaborasi mempercepat penurunan angka stunting dengan target mencapai 26,6 persen pada tahun 2025.
Wakil Bupati Donggala, Taufik M Burhan menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap konvergensi program pencegahan dan percepatan penurunan stunting, termasuk penyusunan rencana aksi yang lebih terarah untuk periode selanjutnya.
"Tentunya evaluasi ini menjadi momentum guna memastikan setiap program berjalan tepat sasaran dan memberikan dampak nyata di lapangan terkait upaya penanggulangan stunting di Kabupaten Donggala," ujar Taufik dalam Rapat Evaluasi Stunting di Donggala seperti dilansir dari Antara, Selasa (9/12/2025).
Ia mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Donggala masih tergolong tinggi. Pada tahun 2024, angkanya berada di level 29,6 persen, menurun dari tahun sebelumnya yakni 34,1 persen.
Menurut Taufik, seluruh pihak perlu memberikan masukan yang konstruktif sebagai langkah strategis untuk menekan angka stunting di masa mendatang.
Ia menjelaskan bahwa sejumlah persoalan penting perlu segera dibenahi, mulai dari intervensi spesifik seperti pemberian ASI eksklusif, konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri, imunisasi, pemantauan tumbuh kembang, hingga penyediaan makanan pendamping ASI.
"Intervensi sensitif juga penting seperti pendampingan pada calon pengantin, akses terhadap sanitasi layak, serta pengasuhan dan pendampingan dalam pemberian gizi anak, termasuk keterlibatan pemerintah sampai ke tingkat desa," sebut Taufik.
Ia menegaskan bahwa perencanaan konvergensi ke depan harus benar-benar mencerminkan kebutuhan masyarakat, terutama ibu hamil, balita, remaja putri, dan keluarga yang memiliki risiko stunting.
"Harapannya seluruh intervensi tahun depan tidak hanya meningkatkan capaian angka, tetapi benar-benar menghasilkan perubahan perilaku, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta penguatan ketahanan keluarga," tuturnya.
Sumber: